Siberia: Pavel
"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya atau pedang?" (Roma 8:35)
- Read more about Siberia: Pavel
- Log in to post comments
Kesaksian Pelayanan Misi
"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya atau pedang?" (Roma 8:35)
Tentara komunis telah menemukan kelompok pemahaman Alkitab yang mereka anggap ilegal. Ketika sang pendeta sedang membaca Alkitab, tiba-tiba tentara komunis mendobrak pintu sambil menteror orang yang berkumpul untuk mengadakan persekutuan itu dengan menggunakan pistol. Mereka meneriakkan ancaman dan hinaan, mereka mengancam akan membunuh semua orang Kristen.
Tomas sudah mendengar secara langsung dari murid-murid lainnya yang telah melihat Tuan mereka dalam keadaan hidup. Paling tidak itulah yang dikatakan mereka.
"Gaunku," gadis muda itu berkata dengan perlahan, kata-katanya meluncur lewat bibir yang bengkak. "Tolong berikan gaunku kepadaku. Aku mau memegangnya."
"Mengapa engkau membahayakan anak-anakmu?" tanya salah seorang polisi Mesir itu.
Ahmed telah ditangkap beberapa kali karena kesaksiannya dan karena telah membagikan buku-buku Kristen. Tapi ia melihat setiap interogasi sebagai kesempatan untuk bersaksi bagi Kristus.
Kala itu bulan Januari 1981, di Kolombia, Amerika Selatan, kelompok teroris Marxis sedang terbentuk. Mereka benar-benar marah terhadap organisasi Kristen seperti Wycliffe Bible Translators. Salah satu organisasi gerilya dari kelompok Marxis yang dikenal dengan nama M- 19 memutuskan untuk menculik Al Wheeler, direktur Wycliffe di Bogota, Kolombia, dan memakainya untuk menjadi alat negosiasi. Pada tanggal 19 Januari, seorang anggota M-19 yang menyamar dengan pakaian polisi mengetuk pintu kantor Wycliffe. Ketika pintu dibuka, 6 orang bertopeng dan bersenjata menyerbu masuk dan mengikat 12 orang dewasa dan 5 orang anak. Ketika mereka tidak dapat menemukan Wheeler, mereka menangkap ahli bahasanya, Chet Bitterman.
R yang berumur 16 tahun telah dibebaskan dari dakwaan bersama dengan ayahnya, S, dan 3 orang anggota keluarga lainnya. Sharing Life Ministry Pakistan (SLMP) telah mengadakan pertemuan rekonsiliasi antara para pemimpin Kristen dan para pemimpin sebuah agama lain, yang hasilnya sangat membantu dalam pembebasan mereka, demikian menurut laporan dari Compass Direct.
"Ini adalah sebuah tanda yang luar biasa yang telah membuat sejarah," kata SK, seorang pekerja di SLMP. "Kasus ini merupakan keputusan awal bagi kasus-kasus penghujatan lainnya pada masa depan terhadap orang-orang Kristen."
QM tidak gentar menghadapi tantangan. Ia ingin menjangkau orang-orang yang belum percaya di negaranya. Oleh karena itu, ia membawa istri dan anak-anaknya pindah ke wilayah yang paling tidak stabil di dunia -- sebuah provinsi di barat laut Pakistan. Kekerasan yang terus berlangsung membuat wilayah tersebut menjadi suatu tempat yang berbahaya, tapi QM justru melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk membagikan kuasa Kristus. Sebuah organisasi misi memasok QM dengan buku-buku. QM juga menggunakan buku yang berjudul "Bagaimana Kita Mengenal Tuhan". QM menggunakan buku-buku untuk berbicara kepada orang-orang mengenai Kristus, walaupun isi buku-buku tersebut dapat mengakibatkan dirinya dihukum mati oleh para pengikut kelompok garis keras.
Pendeta, istri, dan enam anaknya yang masih kecil baru saja selesai membaca Mazmur 23 sambil makan pagi. Tiba-tiba polisi menerobos masuk rumah dan menangkapnya.
Pendeta Mehdi Dibaj dari Iran menghadapi pengadilan. Di pengadilan, ia diberikan kesempatan untuk membela dirinya dan menjelaskan mengapa ia berpindah dari "agama lain" menjadi pemeluk agama Kristen. Semua mata tertuju kepadanya ketika ia memberikan jawabannya.