Kesaksian Pelayanan Misi

Legiun Gemuruh

Gubernur Romawi itu berdiri dengan keputusan tegas di hadapan empat puluh prajurit Romawi dari Legiun Gemuruh. "Aku memerintahkan kalian untuk mempersembahkan korban kepada dewa-dewa Romawi. Jika kalian tidak melakukannya, kalian akan dilucuti dari pangkat militer kalian."

Keempat puluh prajurit itu semuanya percaya dengan teguh kepada Tuhan Yesus. Mereka tahu bahwa mereka tidak boleh menyangkal-Nya atau memberikan korban bagi dewa-dewa Romawi, apa pun yang akan dilakukan Gubernur Romawi kepada mereka.

Candidus berbicara bagi legiun itu, "Tiada yang lebih berharga atau lebih mulia bagi kami selain Kristus, Tuhan kami."

Sang gubernur kemudian mencoba berbagai taktik lainnya untuk membuat mereka menyangkali iman percaya mereka. Pertama, ia menawarkan kepada mereka uang dan kehormatan. Kemudian, ia mengancam mereka dengan siksaan dan aniaya.

Blandina (Abad II)

Selama kekaisaran Roma diperintah oleh Markus Aurelius (161-170 SM), penganiayaan menyebar di beberapa kota di kekaisaran tersebut. Orang-orang Kristen di Galia (sekarang Perancis) menyimpan catatan tentang orang-orang percaya yang menjadi saksi iman.

Kami Menawan Keponakan Anda

"Kami menawan keponakan Anda," kata surat tulisan tangan itu. "Jika kalian menyerah kepada kami, kami akan mengembalikan anak laki-laki ini kepada orang tuanya." MT menatap pesan yang berasal dari pemimpin dari Tentara Rakyat Baru (TRB) -- angkatan bersenjata Partai Komunis di Filipina. Orang-orang di berbagai wilayah di Filipina telah diancam dan dianiaya selama bertahun-tahun oleh kelompok teroris ini.

Yustinus Martir

Umat Kristen abad pertama disebut sebagai "atheis" oleh pemerintah Roma. Mereka dieksekusi karena tidak menyembah dewa-dewa Romawi. Kekristenan merupakan perbuatan ilegal.

Flavius Yustinus dilahirkan pada masa itu. Sebagai seorang yang berpendidikan tinggi, ia mempelajari berbagai filosofi Yunani yang lazim. Tapi, hanya kehampaan yang diperolehnya. Pada tahun 132 M, seorang pria tua dengan sabar membawa Yustinus kepada Kristus, ia menjelaskan nubuatan Perjanjian Lama tentang Mesias.

Inggris: John Lambert

"Mana yang kamu pilih, hidup atau mati? Apa jawabmu?"

Si penanya itu adalah Henry VIII, raja Inggris, yang memiliki kekuasaan tak terbatas di negeri itu. Si "penjahat" yang berdiri di hadapannya adalah John Lambert, guru bahasa Latin dan Yunani, yang dituduh telah menyesatkan orang.

Sebelumnya, Lambert dengan lantang menyangkal pendetanya karena telah menyampaikan khotbah yang tidak sesuai dengan Alkitab. Lambert dibawa menghadap Uskup Agung Canterbury dan kemudian dibawa menghadap Raja Henry. Dengan mengutip Alkitab dan menjelaskannya dari bahasa aslinya, Lambert menjelaskan kasusnya di hadapan dewan keuskupan, para pengacara, para hakim, dan penonton. Dua pihak saling berargumentasi sehingga Henry menjadi bosan dan memberikan pilihan terakhir kepada Lambert: "Setelah mendengar argumentasi dan pengajaran orang-orang terpelajar di sini, tidakkah kamu puas? Mana yang kamu pilih, hidup atau mati? Apa jawabmu?"

Ruang Bawah Tanah

(Pada Masa Kerajaan Roma)

Pada tahun 162 Masehi, Marcus Aurelius Antonius, penguasa Kerajaan Roma saat itu, menganiaya orang-orang Kristen begitu hebatnya. Akibatnya, mereka terpaksa membangun gereja di bawah tanah sehingga terciptalah katakombe atau ruang-ruang di bawah tanah kota Roma (bahasa Italia: "Catacombe di Roma"). Keberadaan ruang-ruang itu benar-benar dijaga kerahasiaannya selama berabad-abad.

Ruang-ruang yang digali tepat di bawah kota Roma itu cukup luas dengan sejumlah kamar dan lorong-lorongnya, dan merupakan monumen kenangan mengenai masa penganiayaan di Roma. Dalam enam puluh katakombe di dekat Roma itu terdapat lorong sepanjang 900 kilometer. Pada setiap sisi lorong-lorong itu terdapat deretan berjajar memanjang yang dipergunakan sebagai tempat membaringkan jenazah orang Kristen.

Terdapat Kebebasan di Mana-Mana

Maria bertanya melalui jeruji-jeruji besi, "Varia, tidakkah kau menyesali apa yang kau lakukan?"

"Tidak," gadis Rusia ini menjawab. "Dan jika mereka mambebaskanku, aku akan melakukannya kembali dan akan mengatakan kepada mereka mengenai kasih Yesus yang besar. Jangan pikir bahwa aku menderita. Aku amat senang bahwa Tuhan amat mengasihiku dan memberikan kepadaku sukacita untuk bertahan demi nama-Nya."

Subscribe to Kesaksian