You are hereArtikel Misi

Artikel Misi


Artikel-artikel di bawah ini kiranya dapat semakin memotivasi Anda untuk semakin giat melayani-Nya di ladang manapun Anda ditempatkan. Dapat mengenalkan dan mendekatkan Anda ke dunia misi, menguatkan hati dan menambah wawasan. Kiranya menjadi berkat!

Umat Percaya Berharga di Mata Kristus dan Kristus Berharga di Mata Umat Percaya

"Seperti bunga bakung di antara duri-duri demikianlah manisku di antara gadis-gadis. Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku." (Kidung Agung 2:2-3)

Animisme: Agama Orang Suku yang Buta Aksara

Animisme adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan agama suku atau agama yang dianut oleh komunitas buta aksara. Kepercayaan ini juga sering disebut sebagai agama tradisional atau agama aborigin. Kerap kali orang-orang salah kaprah menganggapnya sebagai agama primitif karena sebenarnya agama tersebut cukup kompleks.

Makna Kenaikan Kristus dan Pentakosta

Pencurahan Roh Kudus yang berawal dari hari Pentakosta memberikan makna baru, realitas baru, keyakinan baru, fakta tentang Kristus yang dimuliakan, dan mengenai kehidupan gereja Perjanjian Baru. Pokok-pokok tersebut bukan hanya sekadar fakta sejarah atau pengajaran, karena kita tahu hal itu telah menjadi realitas mendebarkan bagi setiap orang percaya yang penuh Roh Kudus.

Buddhisme dan Konfusianisme

Chang Lit-sen pernah menjadi penganut agama-agama tersebut yang berkobar-kobar semangatnya. Dia adalah pendiri Universitas Kiang Nan yang diharapkan menjadi pusat "gerakan kebangkitan kembali agama-agama dan peradaban Timur"; namun dengan cara yang mengherankan, Chang Lit-sen bertobat ketika ia berada di Jawa. Pada International Congress on World Evangelization di Lausanne, Swiss, tahun 1974, ia menyajikan laporannya: dia memperkirakan bahwa penganut agama Buddha di dunia sudah melebihi 400 juta orang dan penganut Konfusianisme sebanyak 300 juta. Sejak Perang Dunia II, Chang menuturkan, telah terjadi kebangkitan Buddhisme yang besar.[1] Jika dahulu penganut Buddhisme adalah orang-orang tua, mereka sekarang telah "memikat hati dan pikiran para pemuda." Mereka begitu bergairah memajukan gerakan yang dianutnya, melalui universitas-universitas di Asia ke universitas-universitas lain di dunia!

Memahami Agama Islam

Kata "Islam" berasal dari akar kata bahasa Arab yang menandakan kepatuhan. Sebagai istilah agama, akar kata tersebut biasanya berarti kepatuhan terhadap Allah. Penganut agama ini disebut Muslim (artinya orang-orang yang tunduk). Sikap umat Islam terhadap agama diatur oleh Al-Qur'an 4:125:

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.

Islam mencoba menjadi agama yang patuh terhadap Allah; sebuah kepatuhan yang idealnya terwujud dalam beragam tindakan, khususnya dalam perbuatan baik. Umat Islam meyakini bahwa Abraham adalah penganut agama Islam; seperti telah diketahui, hidupnya adalah teladan dan pantas ditiru.

Kata-Kata Tuhan dalam Bahasa Manusia

"Jika Tuhanmu memang pintar, mengapa Dia tidak bisa berbicara dalam bahasa kita?" kata seorang Indian Cakchiquel kepada William Cameron Townsend. Komentar itu membuat Townsend merasa terbeban untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Indian Cakchiquel, satu suku yang cukup besar di Amerika Tengah. Namun, banyak orang menertawakan dia ketika ia menyampaikan gagasan itu. "Jangan bodoh! Harga orang-orang itu tidak sebanding dengan pengorbanan yang kamu harus berikan. Bahasa mereka yang aneh tidak mudah dipelajari untuk penerjemahan Alkitab. Apalagi, mereka tidak bisa membaca. Ajaklah mereka belajar bahasa Spanyol!" Tetapi, William Cameron Townsend tidak bisa melupakan orang Cakchiquel. Sekarang, ia dikenal sebagai seorang pelopor dalam upaya penerjemahan Alkitab di dunia misi. Organisasi Wycliffe Bible Translators dan Summer Institute of Linguistic yang didirikannya sudah mengutus orang-orang ke seluruh pelosok dunia untuk menemukan suku-suku "yang terlupakan" dan membawa firman Tuhan untuk mereka. Pada saat ini, Wycliffe Bible Translators merupakan organisasi misi terbesar di dunia yang memunyai lebih dari enam ribu utusan.

Bagaimana Kita Menggunakan Peranan Alkitab dalam Doa?

Peran Firman Tuhan dalam Doa

  1. Untuk menyatakan kehendak Tuhan sebagai dasar dari doa (1 Yohanes 5:14). Apapun yang kita minta pastikan hal itu sesuai dengan kehendak Allah dan untuk tahu kehendak Allah kita harus pastikan bahwa kita membaca Firman Tuhan.

  2. Untuk melatih kita bagaimana berdoa yang benar: doa kepada Bapa dalam nama Yesus (Lukas 11:2).

  3. Untuk melatih kita bagaimana doa yang tidak benar: doa yang seperti orang munafik dan doa yang bertele-tele seperti orang yang tidak mengenal Allah (Matius 6:5,7).

  4. Untuk melatih apa yang harus dikatakan: Doa Bapa Kami. (Matius 6:9-13).

  5. Untuk memberikan pada kita janji Tuhan sehingga kita dapat memintanya dalam doa. Roh Kudus jaminannya (Efesus 1:14).

  6. Untuk menunjukkan pada kita kondisi untuk doa yang efektif. (Markus 11:25).

  7. Untuk memberikan pada kita beberapa contoh dari doa, salah satunya doa Yesus kepada Bapa-Nya (doa untuk orang lain) (Yohanes 17:1-26).

  8. Untuk memberikan pada kita contoh-contoh dari jawaban doa: Lazarus dibangkitkan dari kematian (Yohanes 11:41-44).

Cara Memahami Alkitab

Gereja-gereja telah menggunakan Alkitab sebagai sarana (media) untuk meneruskan Berita Sukacita kepada jemaatnya. Sarana ini dipergunakan dalam seluruh tugas pelayanan gereja, baik untuk kalangan dewasa, pemuda, remaja, dan anak-anak. Tanpa Alkitab dan Roh Kudus maka gereja tidak bisa hidup, sebab Alkitab adalah makanan rohani bagi orang-orang percaya. Alkitab sangat bermanfaat bagi orang-orang percaya untuk belajar dan mengenal pengajaran tentang keselamatan. Hanya dalam dan dari Alkitablah kita mengenal dan belajar bahwa setelah manusia jatuh ke dalam dosa, ia hanya dapat selamat di dalam dan oleh Yesus Kristus. (2 Timotius 3:16, Kisah Para Rasul 4:12, dan Yohanes 3:16). Hal ini merupakan inti dari berita Alkitab yang disebut sebagai Berita Sukacita bagi dunia dan manusia (Injil).

Diutus untuk Berbuah

"Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, 'Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Lukas 10:1-2)

Sepanjang pelayanan-Nya di dunia, Yesus menggerakkan orang-orang di dalam komunitas masyarakat sebagai bagian dari strategi misi-Nya untuk menyatakan rencana Allah menyelamatkan dunia. Dengan demikian, orang-orang itu berperan penting dalam pelayanan Yesus. Kita melihat bahwa selain memilih dan mengutus kedua belas rasul untuk memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit, Yesus juga memilih dan mengutus tujuh puluh murid yang lain untuk menyiapkan kedatangan-Nya di setiap kota. Mereka bertugas menyiapkan orang-orang di kota-kota tersebut untuk menerima Yesus. Ketika Yesus mengutus ke-70 orang itu, Ia mengutus mereka untuk pergi berdua-berdua. Tugas itu adalah pekerjaan yang besar, maka dibutuhkan banyak tenaga pekerja.

Alkitab Sebagai Kerangka Referensi

Uraian ini saya awali dengan satu tema pernyataan iman yang masih dapat berkembang: Allah, Allah yang hidup, Allah yang menyelamatkan, Allah yang berbicara, dan Allah yang mencukupi. Kita harus menyampaikannya dengan cara sedemikian rupa sehingga kita dapat melihatnya dengan latar belakang kepercayaan-kepercayaan yang berbeda. Entah disadari atau tidak, para misiolog, sebagaimana para ilmuwan, sama-sama mengawali riset mereka dengan tindakan iman. Walaupun Durkheim menyatakan, "semua prakonsepsi harus dihapuskan" (1962:31), tidak ada cara lain untuk memulai sebuah riset kecuali dengan tindakan iman. Faktanya, yang dilakukan Durkheim sendiri ternyata persis seperti itu. Saltman, seorang ahli biokimia, berpendapat bahwa "ilmu pengetahuan adalah satu pengalaman religius" (1970). Pertama-tama, para peneliti ilmu pengetahuan percaya bahwa alam semesta memunyai tatanan; kedua, manusia dapat memahami tatanan ini dengan melakukan penelitian-penelitian; dan ketiga, adalah suatu hal yang baik bagi manusia untuk mendapat pemahaman tersebut.