Afrika Tahun 2010

Epidemi HIV/AIDS yang tersebar ke seluruh dunia tampaknya tidak akan melambat. Sebaliknya, epidemi tersebut merusak negara-negara termiskin di daerah Sub-Sahara Afrika. EV dari Global Action mengatakan, "Saya pikir banyak orang mengira bahwa AIDS akan punah dan keadaan akan semakin membaik.

Afrika

Ada gerakan doa syafaat dari "Gerakan Ethn??┬╝ ke Ethn??┬╝" buat suku-suku terabaikan di Tanzania pada bulan Januari 2010 ,

Mali

Mali (13,5 juta), Ibu kota Bamako (1,2 juta), agama: Islam 80%, Animis 18%, Kristen 1,2%, bahasa: Bambara 40%, Perancis 10%, banyak bahasa lain. Pada hari minggu di radio lokal dibacakan Firman TUHAN, sesudah itu seorang penginjil menjelaskan Firman ini buat para pendengar. Di perpustakaan Kristen di kota Kayes juga ada buku pengajaran untuk vak Jerman dan Inggris. Sekarang ini siswa-siswa yang tidak membeli buku-buku ini bisa datang ke perpustakaan dan bisa mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di situ. Di samping ini, mereka juga mendengar berita Injil atau bisa membaca buku Kristen.

Afrika Selatan Tahun 2009

Seorang mantan perwira polisi pada era apartheid Afrika Selatan datang dan membasuh kaki orang-orang yang dulu pernah ia perlakukan tidak baik saat ia masih memimpin salah satu pasukan yang paling ditakuti.

Pembasuhan kaki tersebut terjadi selama "persekutuan pria" yang diadakan untuk menindaklanjuti persekutuan "pria perkasa" yang dipimpin oleh Pendeta Angus Buchan pada bulan Mei, yang dihadiri oleh sekitar 140.000 orang. Adriaan Vlok bertanya kepada sekitar 500 orang pada persekutuan itu jika saja ada mantan polisi atau tentara di antara mereka yang berjuang untuk rezim apartheid dan bisa dia mintai maaf.

Afrika

Guinea Bissau

Guinea Bissau (1,6 juta), Ibukota Bissau (0,4 juta), agama Islam 48%, Animis 42%, Katolik 7%, Kristen 2,5%. Perintis jemaat baru terus-menerus berfokus kepada suku-suku yang belum terjangkau: Fula, Mandinga, Nalu, Susu, Biafada, Manjakos. Bapak Pdt. Titus Dima (WEC), mengajar setiap hari di Youth Center, untuk melatih anak muda agar mereka keahlian tertentu dan pada hari Sabtu/Minggu beliau melayani pemuda/i serta di jemaat. Pemerintah tidak mengurus sekolah umum, misalnya para guru tidak mendapat gaji, sehingga gereja-gereja dengan fasilitas sederhana bersama para misionaris sudah membuka berbagai sekolah dan fasilitas pendidikan lain, agar generasi baru mendapat pendidikan dan mereka memiliki masa depan. Ibu Ritha M (WEC), mengajar di Sekolah Alkitab Ntchumbe. Di semester ini ia mengajar peperangan rohani dan pemuridan. Peperangan rohani ini tidak hanya masalah teori, karena secara rohani sungguh-sungguh iblis berperang karena tidak mau dibuka kedoknya, tolong doakan untuk hal ini. Orang Guinea Bissau sangat terlibat dengan masalah kuasa gelap dan penyembahan roh, termasuk juga orang Kristen dan ini sangat menghambat pertumbuhan rohani mereka. Masalah pemuridan di Gereja sangat lemah. Mata pelajaran ini penting, untuk dapat mendalami pemberita Injil. Ibu Ritha meneruskan dengan merintis di desa-desa. Ibu Salomi T (WEC), tetap melayani di daerah Cacine, ditambah di Cacoa, khusus di antara suku-suku terabaikan di daerah itu, yaitu Nalu dan Susu. Ia sedang memperdalam diri dalam bahasa Susu, bahasa ibu kedua suku ini, agar pelayanan menjadi lebih efektif. Salah satu anggota tim pelayan di Cacine pada 5 Juli akan berangkat ke Afrika Selatan demi pendidikan lanjutan selama satu tahun. Karena tidak ada pengganti, Ibu Salomi makin perlu dikuatkan dan diberikan hikmat dalam tugas perintisan dan penggembalaan di Cacine.

Afrika Selatan

Afrika Selatan (47 juta), kota besar: Pretoria (2 juta), Cape Town (2,9 juta). Bapak & Ibu Pdt. N. Rajagukguk (WEC Indonesia): Bapak Nim melayani di antara orang Melayu di Cape Town. Bapak Nim memiliki banyak kesempatan untuk berbicara dengan mahasiswa dari golongan fokus dan dapat mempertimbangan bersama mereka berita Injil.

Subscribe to Afrika Selatan