You are hereArtikel Misi / Allah Memerhatikan Semua Bangsa (Kejadian 1-11)

Allah Memerhatikan Semua Bangsa (Kejadian 1-11)


Allah Memandang Semua Bangsa Sederajat

Nenek moyang segala bangsa terdaftar di Kejadian 10. Paulus, di dalam Kisah Para Rasul 17:26-27, mengatakan bahwa Allah menjadikan semua bangsa dari satu orang, menentukan musim-musim dan batas-batas untuk mereka dengan tujuan agar mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.

Dalam Kejadian 10:32 dijelaskan, "Itulah segala kaum anak-anak Nuh menurut keturunan mereka, menurut bangsa mereka. Dan dari mereka itulah berpencar bangsa-bangsa di bumi setelah air bah itu."

Allah Berjanji Memelihara Segala Makhluk

Oleh karena Allah mengawasi bangsa-bangsa (Mazmur 66:7), Dia berjanji tidak akan memusnahkan bumi lagi dengan air bah (Kejadian 9:10-11), dan musim tetap teratur selama bumi masih ada (Kejadian 8:22). Dia memerhatikan pekerjaan semua anak manusia (Mazmur 31:13- 15), memerintah, dan menuntun bangsa-bangsa (Mazmur 67:5).

Allah Menghakimi Semua Bangsa Tanpa Perkecualian

Sebab semua bangsa tidak menaati perintah-perintah Allah dan melanggar peraturan, maka Allah menghukum mereka (Mazmur 9:9). Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili bangsa-bangsa dengan kebenaran (Yesaya 13:23).

Allah Memakai Bangsa-Bangsa Sebagai Alat Pelaksana Kehendak-Nya

Dia memanggil misalnya Nebukadnezar (Yeremia 25:9), Koresy (Yesaya 44:28), Asyur (Yesaya 10:5), dan lain-lain untuk menghukum bangsa Israel.

Allah Menyalurkan Anugerah-Nya kepada Bangsa-Bangsa

Semua bangsa diajak menyembah Tuhan (Maleakhi 1:11). Seluruh bumi sempat menyaksikan perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib di tengah-tengah bangsa Israel, dan nama-Nya disembah di antara bangsa-bangsa (Mazmur 117:1).

Allah Memberi Tempat bagi Bangsa-Bangsa Lain di dalam Silsilah Tuhan Yesus

Ada empat orang non-Yahudi dalam silsilah Juru Selamat, seperti Tamar, Rahab, Rut, dan Betsyeba (Matius 1:3-6).

Dengan demikian, jelas bahwa Allah di dalam Perjanjian Lama ingin bersekutu dengan umat manusia, bukan hanya dengan bangsa Israel.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama buletin : Terang Lintas Budaya, Edisi 33, Tahun 1999
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Terang Lintas Budaya, Malang 1999
Halaman : 2

e-JEMMi 02/2009